Selain Sering Rusak, Jalur Khusus Kursi Roda Pelican Crossing Dinilai Terlalu Sempit

KARAWANG – TERASPASUNDAN.COM – Pelican crossing adalah fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki yang menampilkan sepasang tiang masing-masing dengan satu set standar lampu lalu lintas.

 

Pelican crossing dapat menggantikan jembatan penyebrangan orang (JPO) , juga merupakan fasilitas umum yang ramah bagi masyarakat dan bisa diakes siapa saja sehingga keberadaannya dinilai sangat bermanfaat bagi warga masyarakat pejalan kaki juga penyandang disabilitas.

Namun sayangnya, di Kabupaten Karawang sendiri Pelican Crossing yang dipasang di Jalan Ahmad Yani, By Pass, Karawang Kota, antara Lapang Karangpawitan dan Masjid Al – Jihad justru sejak awal pemasangan hingga diujicobakan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Karawang tahun 2019 silam sampai hari ini belum maksimal digunakan oleh para pejalan kaki.

Terpantau Teraspasundan.com, selain kurangnya sosialisasi sehingga banyak pejalan kaki yang belum mengetahui apa itu Pelican Crossing dan fungsinya tersebut, para pengendara baik kendaraan roda empat maupun dua pun juga banyak yang masih abai dengan fungsi zebra Cross yang dilengkapi alat kontrol pengatur lalu lintas dan pengeras suara untuk memberhentikan kendaraan berhenti melintas.

Ironisnya lagi, Pelican Crossing tersebut juga diduga sudah lama rusak dan terbengkalai.

Bahkan, Pelican Crossing yang seharusnya memudahkan bagi penyandang disabilitas khususnya pengguna kursi roda, tiang melingkar jalur khusus kursi roda yang dibuat justru terasa sedikit sempit dan terlalu pendek.

Hamdan (30), salah seorang warga yang sehari- hari bekerja disekitaran lapangan Karang Pawitan kepada Teraspasundan.com mengatakan bahwa kedua tiang Pelican Crossing yang terpasang, dua- duannya sudah dalam kondisi rusak.

Sempat menurut dia, sekitar beberapa waktu lalu ada perbaikan namun tidak lama kemudian pelican crossing tersebut rusak lagi.

“Dua – dua nya juga rusak, yang sebelah sini dan disana juga rusak, baru sebulan lebih dipasang lagi, sekarang sudah rusak lagi,” ucapnya.

“tadina mah ada speaker suaranya, sekarang gak ada, udah rusak lagi,” tandas Hamdan lagi.

Menurutnya, Pelican Crossing tersebut seharusnya dapat bermanfaat bagi para pejalan kaki khususnya penyandang disabilitas. Hanya saja mobil maupun motor yang lewat terkadang tidak berhenti melintas meski tombol sudah ditekan dan pengeras suara sudah memberi tanda agar kendaraan berhenti.

“Ya, masih ada sih beberapa pejalan kaki yang hendak menyebrang, menekan tombol ini terlebih dahulu, tapi sepertinya kurang sosialisasi atau bagaimana kadang mobil – mobil dan motor yang lewat tidak mengindahkan, lewat – lewat saja,” ungkapnya.

Hamdan pun meminta Pemerintah Kabupaten Karawang segera memperbaiki fasilitas penyebrangan tersebut, karena sejak Pandemi Covid-19 berangsur pulih, masyarakat sudah mulai aktif kembali beraktifitas dilapangan Karang Pawitan, termasuk acara – acara pemerintahan.

“Segera diperbaikilah, karena jika saya perhatikan banyak juga pejalan kaki yang mengerti dan memanfaatkan Pelican Crossing ini,” pungkasnya. (Hd.)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

dpdiwoilamsel