Pesimis ! Kampung Budaya Dapatkan PAD 1 Milyar Tanpa Pihak Ketiga.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang, Yudi Yudiawan. (Dok. Istimewa)

KARAWANG | TERASPASUNDAN.COM | Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karawang ,Yudi Yudiawan mengaku pesimis Kampung Budaya Karawang mampu menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Melihat kondisinya saat ini dan keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab).

 

Baca Juga : Kampung Budaya Nihil PAD, Ini Kata Anggota DPRD dari Fraksi Golkar 

 

Oleh karenanya, pihak ketiga (investor) menjadi satu- satunya harapan, Kampung Budaya dapat kembali beroperasional dan menghasilkan PAD.

“Jaman pak Okih (Kepala Disparbud lama), boleh optimis, PAD Kampung Budaya sampai Rp. 1 Miliar pertahun, meski saya tidak tahu apa konsep pak Okih saat itu untuk Kampung Budaya,” jelasnya, Rabu (11/5/2022).

“Namun saya sendiri pesimis dengan melihat Kampung Budaya saat ini dapat menghasilkan PAD Rp. 1 Miliar, terkecuali dipihak ketigakan, mungkin bisa saja terjadi,” ujar Yudi gamblang.

Permasalahannya kemudian lanjut Yudi, sampai hari ini belum ada pihak ketiga atau investor yang berani berinvestasi di Kampung Budaya. Apa faktor penyebabnya ?, Yudi menduga besarnya biaya perbaikan untuk menata kembali Kampung Budaya yang tidak berbanding lurus dengan penghasilan yang didapat, kemungkinan menjadi bahan pertimbangan.

“Belum ada, Mudah- mudahan secepatnya, karena mencari investor itu tidak mudah ya, mereka tidak asal mau begitu saja menginvestasikan uangnya tanpa perhitungan dan kajian dengan matang. Sementara Kampung Budaya belum kelihatan potensi- potensinya,” ulasnya.

Namun demikian ditegaskan Yudi, Disparbud Kabupaten Karawang tetap harus optimis dengan terus berupaya mencari investor agar Kampung Budaya Karawang dapat kembali menghasilkan PAD, bermanfaat bagi para seniman Karawang, dan menjadi tujuan destinasi wisata masyarakat Karawang .

“Sebelum pandemi Covid-19 melanda, tahun 2019 lalu PAD Kampung Budaya cukup lumayan tinggi, mencapai hampir Rp. 500 juta, 2020 sampai 2021 terhenti karena Pandemi. Kita tunggu saja, apapun yang tejadi kita optimis saja. Karena jika berharap dari APBD rasanya sulit, karena untuk biaya pemeliharaannya saja tidak ada,” pungkasnya. (Hd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

dpdiwoilamsel