KARAWANG | TERASPASUNDAN.COM | Tepat sekitar pukul 22.15 WIB, ribuan massa Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Laskar NKRI tiba di Monumen Rawagede-Rawamerta, Kamis (24/3/2022). Kedatangan mereka bertujuan untuk melakukan napak tilas ‘Peristiwa Pembantaian Rakyat Rawagede 9 Desember 1947’, dalam rangka memperingati HUT Laskar NKRI ke-15 tahun.
Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars LSM Laskar NKRI, hingga pembacaan puisi ‘Sukmaku di Rawagede’ karya Sukarman HD (Ketua Yayasan Rawagede), di aula terbuka Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga.
Secara simbolis, Sukarman HD juga melakukan simbolis penyerahan buku karangannya yang berjudul ‘Tragedi Berdarah di Rawagede’ kepada Ketua Umum DPP LSM Laskar NKRI, H. ME. Suparno.
Sementara dalam sambutannya, Ketua Umum DPP LSM Laskar NKRI, H. ME. Suparno menyampaikan, selain Monumen Kebulatan Tekad-Rengasdengklok, Monumen Rawagede juga memiliki sejarah penting dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Karena di sinilah, dulu terjadi peristiwa tragis, peristiwa pembantaian ratusan penduduk Rawagede oleh Tentara Belanda saat melancarkan agresi militer pertama pada 9 Desember 1947.
Ketika tentara Belanda menyerbu Bekasi, ribuan rakyat mengungsi ke arah Karawang. Pertempuran kemudian berkobar di daerah antara Karawang dan Bekasi, mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dari kalangan sipil.
Konon dari cerita ke cerita para saksi sejarah, sambung H. ME. Suparno, kita tidak bisa membayangkan ketakutan rakyat Rawagede saat dibantai Tentara Belanda kala itu. Bersembunyi di dalam air hingga ditutupi eceng gondok pun, dengan kejinya Tentara Belanda tetap menembaki rakyat Rawagede.
“Malam ini kita Keluarga Besar LSM Laskar NKRI berkumpul di Monumen Rawagede, bukan hanya sekedar untuk mengirimkan do’a kepada para almarhum para pahlawan kita terdahlu. Lebih dari itu, kita harus lebih bisa memaknai sejarah Monumen Rawagede sebagai individu-individu masyarakat yang akan terus menjaga, merawat dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur H. ME. Suparno.
Disampaikannya, peristiwa pembantaian rakyat Rawagede oleh Tentara Belanda telah berlalu. Tetapi sejarahnya akan terus dikenang, sebagai tonggak untuk mengisi sendi-sendi pembangunan.
“Apalagi kini sudah era-nya reformasi, bahkan sudah merambah kepada bentuk pembangunan yang serba digital,” katanya.
“15 tahun sudah LSM Laskar NKRI hadir ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Semoga keberadaan kami menjadi kekuatan besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam merawat dan mempertahankan negara tercinta ini,” timpalnya.
H. ME. Suparno berharap, semoga keberadaan LSM Laskar NKRI menjadi ‘nilai tambah’ bagi masyarakat Indonesia. Baik dalam kegiatan sosial, politik, budaya, ekonomi maupun yang lainnya.
“Selamat Hari Jadi LSM Laskar NKRI yang ke-15 tahun. Jaya… Abadi!. Semoga para almarhum rakyat Rawagede yang menjadi korban pembantaian Tentara Belanda, ditempatkan di syurga-Nya Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Alamiin!,” tutupnya.
Berdasarkan pantauan awak media di lokasi, kegiatan napak tilas LSM Laskar NKRI di Monumen Rawagede berlanjut dengan kegiatan ‘tawasulan’, mendo’akan para almarhum rakyat Rawagede yang telah gugur.
Kegiatan berlanjut dengan potong tumpeng hingga tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga.***