Karawang, Teraspasundan.com – Sulitnya ekonomi di masa pandemi covid-19 para pedagang kecil tetap berusaha untuk bisa terus bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhannya. Justru itu tidak terlihat bagi Pemerintah Kabupaten Karawang.
Pasalnya, meski di tengah pandemi covid-19 Pemerintah Kabupaten Karawang tetap menganggarkan Belanja Makanan dan Minuman Jamuan tamu melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Karawang Tahun Anggaran 2021 yang melalui satuan kerja Sekretariat Daerah.
Lebih hebatnya lagi kucuran anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut sangat pantastis, berdasarkan APBD Karawang Tahun 2021 untuk kegiatan belanja makanan dan minuman jamuan tamu dengan total pagu Rp 6.960.642.600 (enam miliar lebih) dengan jumlah volume pekerjaan 50 paket.
Dalam spesifikasi pekerjaan tersebut tercatat makanan dan minuman jamuan tamu, belanja makanan khas daerah, belanja makanan dan minuman harian pimpinan (Bupati, Wakil Bupati, dan Sekretaris Dearah), belanja makanan dan minuman tamu (Asisten Daerah dan Bagian Umum), belanja makanan dan minuman tamu (Snack piringan Bupati, Wakil Bupati, Kantor Sekretaris Daerah, Staff Ahli Bupati) selama tahuan 2021.
Sebelumnya sekedar diketahui hampir sudah sebelas bulan sejak dilahirkan, bayi Azijah mengidap penyakit Hidrosefalus. Bayi mungil anak bapak Karsam (30 tahun) yang sehari – hari bekerja sebagai buruh bangunan tersebut, tak juga kunjung mendapatkan perhatian baik dari pemerintah daerah maupun pemerintahan desa setempat.
Bayi Azijah tinggal di Dusun Rawajati, RT 11/ RW 04, Desa Sukapura, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Karsam selaku orang tua merasa sedih begitu mengetahui bayinya mengidap penyakit hidrosefalus saat baru berusia 3 minggu setelah lahir.
Hidrosefalus adalah ‘Menumpuknya cairan di dalam rongga jauh di dalam otak, Kelebihan cairan menekan otak dan dapat menyebabkan kerusakan otak. Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi dan orang berusia lanjut’.
Menurutnya, Azijah sudah pernah di bawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, namun dikarenakan antriannya panjang dan memakan waktu ia langsung merujuk ke Rumah Sakit Umum (RSUD) Karawang.
“Saat saya bawa ke RSUD Karawang alhamdulillah bisa di tangani, dan kini Azijah di bawa kembali di rumah,” ucap Karsam, dikediamannya, Rabu (26/05/21).
Namun saat di bawa kembali di rumah, yang ada di kulit kepala azizah terus menerus mengeluarkan cairan, akan tetapi dikatakan karsam atas konsul dokter tersebut, ia harus menekan bagian kepala sebelah kirinya 5 kali agar bisa cairan tersebut keluar dari pembuangan bawahnya.
“Setelah saya tekan 5 kali pun tetap saja masih keluar, dan dokter juga sempat menawarkan agar di operasi, kalo memang itu yang terbaik untuk azizah kenapa engga?” Ulas Karsam.
Sementara setelah dokter menawarkan untuk operasi kepada Azizah, dokter juga sempat bilang, bahwa ini juga sangat beresiko karena kulit nya masih tipis dan lembab, terkecuali kulit baru.
“Ya sudah saya memutuskan untuk membatalkan operasi, selagi cairan tersebut masih bisa di tutupi menggunakan selang, dan paling jika tidak ada perkembangan maka terpaksa saya akan bawa Azizah untuk di operasi,” terangnya.
Oleh karenanya, Karsam sangat berharap akan uluran tangan baik dari pemerintah daerah maupun dari pemerintah desa untuk membantunya dalam penanganan Azizah agar bisa kembali sehat dan normal seperti anak-anak yang lainnya.
“tak hanya pemerintah daerah, pemerintah desa pun tidak ada yang membantu, menengok melihat dan memberi dukungan kepada Azizah saja tidak ada,” ungkapnya dengan sedih.(yna)