Karawang, Teraspasundan.com – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jabar peredaran narkoba di Karawang tidak hanya melibatkan jaringan domestik, tetapi juga internasional.
Kepala BNNP Jabar, Brigjen Benny Gunawan mengungkapkan Karawang menjadi wilayah yang dipilih jaringan narkoba domestik hingga internasional untuk mengedarkan narkoba.
“Karawang itu jadi target jaringan narkoba internasional, seperti dari Jakarta, untuk mengedarkan sabu-sabu, dan tembakau gorila, sementara itu untuk Ganja masuk dalam jaringan domestik dari Bogor, Cianjur, Sukabumi,” kata Benny saat zoom meeting, kegiatan pelatihan penguatan kapasitas kepada insan media di Karawang, untuk mendukung kota tanggap ancaman narkoba internasional, Kamis (5/8/2021).
Lanjutnya, di Jawa Barat sendiri, BNNP sudah mengungkap kasus peredaran narkoba lebih dari target.
“Kami diberikan target sebanyak 15 kasus, namun sepanjang pandemi ini, kami sudah mengungkap kasus lebih dari 40 kasus, atau 200 persen melebihi target,” katanya.
Oleh karenanya, dia mengakui, di masa pandemi ini, kasus narkoba meningkat. Diakibatkan karena berbagai faktor, terutama ekonomi.
“Bahwa pandemi covid-19 ini, tidak menyurutkan para sindikat untuk melakukan kejahatan, dan semakin merajalela, narkoba ini ada demand dan suplai, ada kaitan antara kesehatan dan ekonomi, suplai itu berkaitan dengan ekonomi, dan demand berkaitan dengan kesehatan. Jadi saat masyarakat mengalami kesulitan ekonomi, akibat kesehatannya, akhirnya dimanfaatkan oleh sindikat narkoba, untuk menjadikan mereka kurir, dan juga menawari mengonsumsi narkoba,” jelasnya.
Untuk menekan peredaran narkoba tersebut, ia juga berharap berbagai pihak ikut berperan, dalam sosialisasi, dan pelaporan.
“Kegiatan ini adalah satu upaya dari BNN Indonesia, untuk mengaktifkan peran berbagai pihak dalam memberantas narkoba, melalui sosialisasi pemahaman terkait dampak narkoba, juga ikut berperan dalam pelaporan jika mengetahui adanya sindikat, atau warga yang terpapar narkoba,” terangnya.
Di Karawang, pihaknya juga telah bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri, dan swasta.
“Saat ini sesuai penelitian BNN, dan LIPI, 24 persen usia produktif, sudah terpapar narkoba, dan untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2023, kami sudah membuat program Forpika, yakni Forum Perguruan Tinggi Anti Narkoba, dengan Universitas Negeri Singaperbangsa, dan Universitas Buana Perjuangan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga memberikan penghargaan kepada Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, atas peran aktif pemimpin daerah dalam mendukung kota tanggap ancaman narkoba.
“Pemberian penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi BNN atas dukungan yang diberikan Pemerintah Karawang, dalam program pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika (P4GN), sebagaimana tertuang dalam Inpres Nomor 2 tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional P4GN,” tuturnya.
Dukungan konkret kepada BNN diberikan Pemkab Karawang dengan mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta Alokasi Dana Desa (ADD) untuk program P4GN mandiri di kecamatan, desa serta kelurahan.
“Semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi kota dan kabupaten lainnya agar program tersebut tidak hanya seremonial belaka, melainkan harus direalisasikan,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Karawang, Cellica Nurrcahadiana mengakui, sejak awal kepemimpinanya sebagai Bupati Karawang, ia telah menyisihkan anggaran baik secara teknis maupun secara regulasi hukum dan juga penyokong-penyokongnya.
“Seperti misalkan di Dinas Pendidikan melalui KPAI kegiatan HIV dan AIDS serta sejumlah bidang di dinas yang lainnya,” ucap Bupati.
Ke depan, lanjutnya, program P4GN yang telah melahirkan Desa Bersinar ini akan mulai merambah pada area lainnya seperti lingkungan pendidikan dengan Kampus bersinar atau dilingkup perusahaan dengan Perusahaan Bersinar.
“Semua pihak harus bekerjasama agar program tersebut semakin baik,” pungkasnya. (red)