KARAWANG | TERASPASUNDAN.COM | Pelaksanaan operasi katarak gratis dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2024.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang mengadakan kegiatan operasi katarak gratis bagi masyarakat pada Sabtu (23/11/2024).
Sebelum diambil tindakan operasi, pasien yang telah terdaftar akan diberikan tindakan screening terlebih dahulu sejak pukul 06.00. Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan ke dua oleh tim dokter dengan menggunakan senter untuk mengetahui letak katarak.
Dokter Spesialis Mata RSUD Karawang, Novi Anita menyampaikan pasien yang akan di operasi sebagian besar hanya mempunyai jarak pandang melihat sejauh 1 hingga 5 meter.
“Sebagian besar 1/60, 2/60 dan 3/60 kalau maksimal itu 6/18. Angka itu jarak pandang hanya 1 meter sedangkan kalau orang normal dapat melihat 60 meter. Ada putih di tengah mata untuk yang memiliki katarak,” ujarnya
Operasi kali ini menggunakan teknik veco. Meski penderita katarak berusia 50 tahun ke atas, namun ada satu pasien yang di bawah usia 50 tahun dan sudah terkena katarak. Hal itu disebabkan oleh adanya penyakit bawaan yang di derita.
“Semua tindakan bahaya tapi kita sudah meminimalisir dengan memberikan screening. Operasi nanti menggunakan teknik veco. Ada satu pasien yang di bawah usia 50 tahun karena adanya penyakit bawaan,” tambahnya.
Operasi ini tidak hanya diperuntukan bagi masyarakat Karawang saja, namun masyarakat di luar Karawang pun dapat mengikuti.
Yahya Permana, Kepala Bidang Pelayanan memaparkan pihak RSUD menyatakan akibat peminat peserta asal Karawang yang ingin mengikuti operasi ini, maka pihaknya mengambil penderita dari luar Karawang. Kegiatan ini pun berkolaborasi dengan Perdami.
“Informasi dari ketua Selaras ada kurang lebih 100 pasien yang akan melakukan operasi dan jumlah ini bisa berkurang dari hasil screening. Sebenarnya ini hanya untuk Karawang saja, tapi karena disini peminatnya berkurang dan belum mencapai target jadi mengambil dari luar daerah Karawang. Kalau dari Karawang hanya ada sekitar 80 orang. Kuota yang disediakan untuk 200 orang,” ungkapnya.
Tarina, Pasien Asal Indramayu menyampaikan mendapatkan informasi adanya operasi tersebut berasal dari salah satu dokter.
Dirinya berangkat ke Karawang bersama dengan 9 orang pasien yang lainnya. Dirinya menderita katarak untuk dua mata, namun satu bulan lalu mata sebelah kanan telah diambil tindakan operasi katarak di Jakarta.
“Saya ditawarin sama dokter, tadi berangkat dari Indramayu sebanyak 10 orang. Ditawarinnya dari satu Minggu lalu tapi untuk kataraknya sudah satu tahun lebih. Satu bulan lalu sudah pernah operasi katarak untuk mata yang sebelah kanan,” jelasnya.
Ratih (70), Pasien Asal Kecamatan Tegalwaru mengaku telah menderita katarak lebih dari 2 tahun lalu. Saat ini penglihatannya hanya mampu sejauh 3 meter.
“Saya diajak sama petugas Puskesmas Loji, kataraknya di mata sebelah kiri yang sudah parah tapi untuk yang sebelah kanan belum parah. Kalau pandangan 3 meter masih terlihat. Sudah lebih dari dua tahun lalu,” terangnya.
Sementara itu Nina Sukinah, Petugas Indra Puskesmas Loji memaparkan hanya ada sebanyak 14 orang yang berhasil mengikuti operasi katarak dari Kecamatan Tegalwaru. Sebagian besar pasien di atas 60 tahun.
“Saya membawa 14 orang pasien, pertama screening di puskesmas dulu untuk memeriksa tensi darah dan gula darah. Awalnya yang di screening lebih dari 100 orang tapi yang lolos dan mau ikut operasi hanya ada 14 orang. Sebagian besar usia 60 tahun ke atas, ada juga yang usia 57 tahun,” paparnya.
Yodi Sastra Kusuma, Koordinator Pelaksanaan Screening sekaligus Ketua Selaras menyatakan dari total pasien yang datang hanya ada sebanyak 10 persen orang mengalami gagal screening dan tidak dapat mengikuti operasi. Setelah mengikuti screening pertama, maka akan dilakukan pemeriksaan tensi darah dan gula darah. Kemudian diberikan surat persetujuan untuk ditandatangani oleh pihak keluarga.
“Kalau screening itu awalnya memeriksa jarak pandang dan yang gagal hanya 10 pesen. Pasien yang lolos akan diperiksa tensi darah dan gula darah kemudian akan diberikan persetujuan operasi bagi keluarga,” terangnya.
Ia menjelaskan bagi pasien yang telah menjalani operasi tidak diperbolehkan untuk mengangkat beban yang berat, ketika mandi tidak diperbolehkan membilas bagian wajah. Selanjutnya tidak diperbolehkan untuk menunduk selama 3 Minggu dan mata harus dalam kondisi tertutup.
“Hasil operasi akan diperiksa esok hari, proses penyembuhan sekitar satu Minggu sampai satu bulan. Pasien yang sudah melakukan operasi belum boleh mengangkat barang yang berat karena lensa mata yang alami dibuang dan diganti dengan lensa buatan yang ditanam di dalam mata. Lalu saat mandi tidak boleh membilas area wajah dan mata akan ditutup sementara, saat keluar mata harus tetap dalam kondisi tertutup. Kemudian tidak boleh menunduk dulu sekitar 3 minggu,”pungkasnya.(red)