Tampil Semangat Kemerdekaan di Event Gerak Jalan, SLB PGRI Karya Winaya Pamanukan Tuai Apresiasi

SUBANG | TERASPASUNDAN.COM | Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-79 di tahun 2024, Pemerintah Kecamatan Pamanukan bersama Kwarran dan PGRI Pamanukan gelar lomba gerak jalan dan variasi baris berbaris pada Senin (12/8/2024).

Di dalam puluhan regu peserta di kalangan pelajar, nampak satu regu peserta gerak jalan menjadi sorotan publik. Ialah regu dari Sekolah Luar Biasa (SLB) PGRI Karya Winaya Pamanukan.

Bacaan Lainnya

Pasalnya, disetiap event yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan Pamanukan, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari SLB tersebut selalu hadir dan sangat antusias.

Atas hal itu, Koordinator Pelaksana Kegiatan gerak jalan dalam rangka HUT RI tingkat Kecamatan Pamanukan Uung Mashuri mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) SLB tersebut.

“Luar biasa, kami sangat mengapresiasi guru dan PDBK dari SLB PGRI Karya Winaya Pamanukan yang selalu eksis dalam setiap kegiatan di Pamanukan,”

Peserta dari SLB tersebut, lanjut Uung, memiliki potensi luar biasa. Bahkan, semangat dan kepercayaan dirinya melebihi siswa biasa.

Sementara itu, Kepala SLB PGRI Karya Winaya Pamanukan Edi Sujati Maulana mengucapkan terimakasih kepada Panitia dan masyarakat Pamanukan dan ia mengungkapkan bahwa pihaknya akan berusaha untuk ikut serta pada setiap event yang dilaksakan oleh pemerintah Pamanukan maupun pihak lainnya.

Menurutnya, apresiasi tersebut dapat dijadikan motivasi untuk menambah pengalaman anak berkebutuhan khusus dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Pengalaman yang biasa bagi anak normal dan akan menjadi luar biasa bagi anak berkebutuhan khusus.

“Dengan sering tampil nya anak kami di depan umum saya harap kepercayaan diri anak berkebutuhan khusus menjadi meningkat,” kata Edi.

Edi juga mengatakan bahwa dengan eksisnya SLB di depan umum juga dapat dijadikan sebagai sarana sosialisasi untuk memperkenalkan anak berkebutuhan khusus kepada masyarakat.

“Sehingga stigma negatif pada anak berkebutuhan khusus diharapkan bisa berkurang. Oh, ternyata anak-anak SLB juga mampu melakukan hal yang dilakukan oleh anak normal, sehingga kedepannya kami bermimpi Pamanukan menjadi kota inklusif,” ujarnya.

Maka dari itu, Ade berharap, agar masyarakat yang mempunyai anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak segan dan malu untuk menyekolahkan anaknya supaya bersekolah dan mengenal dunia luar.

Pos terkait