MUDIK, Kerinduan Pulang Ke “Bahasa Ibu”

KARAWANG – TERASPASUNDAN.COM – Jelang mendekati Hari Raya Idul Fitri, istilah mudik adalah akan makin ramai dibicarakan. Media-media nasional akan dipenuhi dengan pemberitaan soal mudik.

Dikutip dari Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021, mudik adalah kegiatan perjalanan pulang ke kampung halaman selama bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

Sementara itu arti mudik sebagaimana dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik artinya pulang ke kampung halaman.

Selama ini, banyak anggapan kalau mudik adalah berasal dari ungkapan dalam Bahasa Jawa. Dimana mudik adalah singkatan dari mulih dilik yang memiliki arti pulang sebentar.

Manusia pada dasarnya makhluk peziarah. Tak ada sedetikpun manusia itu diam. Namun, manusia akan selalu mencari jalan kembali ke titik dimana ia memulai.

Secara kosmologi, manusia memiliki hubungan erat dengan alam semesta. Bumi dan air adalah persembahan alam bagi seluruh manusia bumi untuk mempertahankan eksistensi kehidupannya.

Dari perantara bumi dan air manusia bermula, kesana pula manusia berpulang.

Bumi dan air dipersonifikasi sebagai Ibu Pertiwi (mother earth), dewi bumi dalam ajaran Hindu berasal dari bahasa Sanskerta : prthvi, dewi yang menguasai bumi atau tanah tumpah darah, tempat manusia pulang membawa kerinduan.

Mudik yang lazim dilakukan setiap perayaan Idul Fitri merupakan pergerakan batin manusia pulang ke asal-usulnya.

Manusia pulang ke jatidiri, mengembalikan tensi kehidupan ke titik netral, kembali ke “bahasa” ibu ; kearifan dalam menyikapi problema hidup. (Zein).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

dpdiwoilamsel