TERASPASUNDAN.COM – “Jika Bulan Ramadan, tiba pintu-pintu surga akan dibuka, dan pintu-pintu neraka akan ditutup kemudian syaitan-syaitan akan dibelenggu.” Seperti itulah Rasulullah SAW mengabarkan tentang musim tahunan yang berkah ini Bulan Ramadan.
Dengan datangnya bulan Ramadan, kekuatan kebaikan dilepaskan dan orang-orang beriman diberi kekuatan dalam melakukan berbagai perbuatan baik, selain itu pintu-pintu kebaikan yang belum dibuka sebelum datangnya bulan suci akan dibuka untuk mereka.
Puasa di Bulan Suci Ramadan – sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Ghazali ia berkata: Taklukkan musuh-musuh Allah SWT karena itu sarananya syaitan yang menebar keinginan hanya diperkuat dengan makan dan minum semoga Allah SWT mengutuknya.
Tidaklah mengherankan jika jiwa orang-orang mukmin berjuang menuju kebaikan di bulan ini, sedangkan orang-orang yang bermaksiat mereka mengalami kesulitan untuk membatasi hawa nafsunya ia mengalami gejala sesak di dadanya atau menyempit di bulan Ramadan ini.
Kami tidak mengatakan bahwa dunia ini bebas dari kejahatan di bulan Ramadan, karena kehidupan dunia ini tidak diciptakan untuk kebaikan yang murni atau kejahatan yang murni, tetapi kebaikan akan menjadi tampak di surga atau di akhirat nanti.
Allah SWT telah memperluas pintu-pintu kebaikan di bulan ini dan menyempitkan pintu-pintu keburukan di dalamnya. Ini adalah kesempatan bagi mereka yang ingin memperbanyak perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan buruk.
Ya Allah kami memohon kepada-Mu untuk selalu tuntun kami dalam melakukan kebaikan dan jauhilah kami dari kemungkaran, kemudian cintailah kami kepada orang-orang miskin.
Ya Allah kami memohon kepadamu dengan ridhomulah kami bisa ditempatkan di surga-mu. Ya Allah dan beri kami perlindungan dari murka dan siksa api neraka-mu.
Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniai oleh Allah SWT kepekaan untuk mengamalkan berbagai peluang kebaikan yang diperlihatkan Allah SWT kepadanya. Beruntung pula orang yang dititipkan Allah dengan potensi atau kelebihan yang dimilikinya, dan dikaruniakanlah kami umatmu kesanggupan agar dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Karena derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (H.R. Bukhari).
Seakan hadits ini mengatakan, jika ingin mengukur sejauhmana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauhmana nilai manfaat diri ini? Manusia yang baik ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul akan kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada hanya berbicara.
Kemudian tidak suka untuk mencampuri yang bukan urusannya, dan sangat nikmat kalau ia berbuat kebaikan. Hari-harinya tidak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berterima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan mengendalikan diri, serta penuh kasih sayang kepada sesama.
Ia justeru selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT. Subhanallah demikian indahnya menjadi manusia yang beriman serta bermanfaat untuk orang lain yang selalu menebar kebaikan dan menahan untuk keburukan. (**).
KH.Ibrahim Musa, S.Pd.I : (Komisi Dakwah MUI Kabupaten Bekasi)