Penerima Bantuan Minyak Goreng dan BPNT, Belum Terima Uang, Sembako Sudah di Rumah

Paket Sembako Yang Dikirim Kerumah KPM

KARAWANG | TERASPASUNDAN.COM | Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng telah diberikan secara tunai langsung kepada penerima bantuan, sebesar Rp. 300 ribu senilai Rp. 100 ribu per bulan nya (Maret, April, Mei), bersamaan dengan turunnya Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Sembako sebesar Rp. 200 ribu untuk bulan Mei 2022.

Sehingga total bantuan yang diterima keluarga penerima manfaat sebesar Rp. 500 ribu, yang diambil melalui PT. Pos Indonesia.

Sebanyak 981 KPM, Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat mendapatkan bantuan Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng sekaligus pencairan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) secara tunai.

Namun anehnya, KPM diduga dipaksa membelanjakan uangnya, diduga kepada salah satu supplier yang telah ditunjuk. Meski KPM belum menerima uang bantuan miliknya.

Salah satu warga Desa Kalangsari yang enggan menyebutkan namanya mengaku bahwa dirinya sehari sebelum mendapatkan bantuan, sudah ada yang mengirim sembako ke rumahnya berupa, beras tanpa merk seberat 10 Kg (karung polos), telur ayam 1 Kg dan minyak goreng seberat 1800 ml atau 2 kg kurang.

“sehari sebelum saya mendapatkan uang, saya dikirim sembako ke rumah berupa beras 10 Kg, telur ayam 1 Kg dan minyak goreng 1,8 Kg,” kata salah satu warga Kalangsari, Jumat (15/04/22).

Kemudian lanjutnya, setelah ia mendapatkan uang batuan sosial sebesar Rp. 500.000 yang diambilnya di gedung serbaguna Desa Kalangsari. Sore harinya datang yang menagih uang sembako ke rumahnya. Mereka (penagih) meminta uang sebesar Rp. 200.000.

“setelah uang saya terima, sore harinya ada yang datang ke rumah menagih uang sembako sebesar Rp. 200.000 selain itu saya juga ngasih uang 20.000 sebagai uang rokok,” ungkapnya.

Hal ini pun disesalkan dirinya, karena pengiriman sembako tersebut tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu ataupun musyawarah. Sembako main antarkan saja ke rumah.

“ya, tanpa pemberitahuan dari awal, tahu-tahu sembako diantar ke rumah dan saya harus membayarnya sebesar Rp 200.000,” sesalnya.

Ia pun menduga sembako tersebut dikirim dari e-Warong yang dulu tempat ia mengambil sembako dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“sepertinya… sembako yang di kirim ke saya dari e-warong,” pungkasnya. (Dmn hr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

dpdiwoilamsel