Karawang, Teraspasundan.com – Polemik yang terjadi di dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Karawang bergulir panas.
Pasalnya, Dedi Rustandi yang terpilih secara aklamasi sebagai calon Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Karawang dianggap sebagian kader PPP lemah dan terkesan tidak memiliki sikap tegas dalam menetapkan jabatan sekretaris PPP Karawang.
Sehingga 17 Pengurus Anak Cabang (PAC) PPP Kabupaten Karawang melemparkan mosi tidak percaya dan akan mengirimkan surat ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP melalui Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Provinsi Jawa Barat, untuk tidak mengeluarkan surat keputusan (SK) bagi Dedi Rustandi sebagai Ketua meski terpilih secara aklamasi.
Konflik pun semakin meruncing, ditambah dengan adanya pernyataan Wakil Ketua DPW PPP Jawa Barat, dr. Muhamad Said atau yang akrab disapa Cemong disalah satu media online, yang dengan terang – terangan menyebutkan adanya tokoh senior PPP Karawang ikut intervensi.
Pernyataan Cemong ini pun sontak dibantah H. Husni.
H. Husni yang merupakan tokoh senior PPP Karawang dan pernah menjabat sebagai Ketua DPC PPP Karawang selama dua periode ini justru meminta agar fungsionaris DPW PPP Jawa Barat tersebut untuk instropeksi diri.
“harusnya DPW yang koreksi kebawah, jangan selalu menyalahkan, lihat orang yang diutus ini sudah layak atau tidak, jangan karena lebih besar kepentingannya untuk kelompok lalu orang ini dijadikan, bukan untuk kebesaran partainya,” ucap H. Husni dalam jumpa persnya, Selasa (16/11/2021) di kediamannya.
“Sekarang dikatakan ada intervensi, saya kapan ketemu teman – teman, malah undangan muscab saja saya tidak ikut,” bantahnya dengan tegas.
Dikatakan H. Husni, Disinilah kelemahan PPP ini, Hari itu pada saat kegiatan Muscab harusnya langsung diputuskan dalam rapat formatur susunan Ketua Sekretaris Bendahara (KSB) dan kalau memang dalam waktu 20 hari tidak putus maka lakukanlah voting.
“KSB dulu bentuk, Bukan strukturnya langsung dibentuk baru diselesaikan, bukan itu,” terangnya.
“Tapi ini voting tidak dilakukan karena tahu kalau dilaksanakan voting akan kalah sama perwakilan PAC, jadi jelas disini siapa yang intervensi. Jangan merasa lebih tinggi di DPW, Selama ini PAC diperhatikan dan diurusin enggak? Ini kelemahan DPW,” ungkap H. Husni.
Sehingga jelas, lanjutnya, ketika ada yang menyebutkan dirinya melakukan intervensi itu adalah jelas fitnah.
” kalau memang Dedi Rustandi tidak mampu, mundur, masih banyak calon yang lain yang lebih mumpuni. Disini jelas intervensinya terlalu besar, harusnya DPW yang koreksi bukan PAC nya yang dikoreksi. PAC ini akhirnya hanya jadi korban, korban kepentingan,” tandasnya.
Diungkapkannya, mosi tidak percaya bisa semakin membesar kalau memang keadaannya terus seperti ini. Dan akan membahayakan buat suara partai.
“Saya hanya menyoroti, Jangan sampai intervensi ini dilakukan , senang atau tidak senang di partai politik ini memang ada dampaknya. Kenyataannya sekarang seperti ini, terjadi kelompok dan faksi,” tambah H. Husni.
“Saya berharap, DPP dan DPW lebih arif menilai, jangan hanya kepentingan kelompok. Saya tidak mau PPP itu namanya itu “ghoib”, ada namanya namun tidak nampak,” pungkasnya. (Nina)