KARAWANG | TERASPASUNDAN.COM | Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) akhirnya angkat bicara menanggapi kabar yang menyebut adanya pengusiran dan tindakan tidak menyenangkan terhadap mantan Ketua DPRD Karawang, H. Karda Wiranata. Pihak kampus menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan merupakan hasil dari kesalahpahaman yang dipicu oleh miskomunikasi.
Klarifikasi resmi disampaikan oleh Kepala Humas Unsika, Ana Rosmalina, pada Kamis (3/7/2025) di Kampus 2 Unsika. Ana membantah keras bahwa telah terjadi pengusiran ataupun tindakan kekerasan terhadap H. Karda oleh petugas keamanan maupun staf kampus.
“Narasi yang disampaikan oleh pihak Pak H. Karda banyak yang tidak sesuai fakta. Tidak ada pengusiran, apalagi pemukulan oleh petugas atau humas,” ujar Ana kepada wartawan.
Ana menjelaskan bahwa kedatangan H. Karda ke kampus dilakukan secara mendadak tanpa pemberitahuan resmi sebelumnya. Saat itu, Rektor Unsika sedang mengikuti rapat penting dan tidak memegang ponsel, sehingga tidak mengetahui adanya tamu yang ingin bertemu.
“Pak Rektor sedang dalam rangkaian rapat dan tidak membawa ponsel. Setelah beliau istirahat dan tahu bahwa Pak Karda datang, beliau langsung mencoba menghubungi, namun ternyata Pak Karda sudah pulang,” jelas Ana.
Tak lama setelah meninggalkan lokasi, lanjut Ana, H. Karda kembali datang dan meminta bertemu langsung dengan Rektor. Namun karena rektor masih berada dalam rapat, pihak kampus meminta agar beliau bersedia menunggu dan menjaga ketenangan di area kampus.
“Kampus saat itu sedang dalam proses akreditasi dan dalam kondisi sterilisasi ketat. Kami hanya meminta agar tidak berbicara terlalu keras karena proses akreditasi sangat krusial. Tidak ada niat menghalangi atau bersikap kasar,” ujar Ana.
Pihak Unsika juga menegaskan bahwa selama proses akreditasi, akses ke area kampus dibatasi, termasuk bagi sivitas akademika sendiri. Hal ini merupakan prosedur standar yang diberlakukan demi menjaga kelancaran dan konsentrasi selama kunjungan tim akreditasi.
Ana berharap klarifikasi ini dapat meluruskan kesimpangsiuran informasi yang beredar di media sosial dan mengimbau semua pihak agar menyampaikan informasi secara utuh dan tidak provokatif.
“Kami sangat menghormati Pak H. Karda sebagai tokoh publik. Namun kami juga berharap setiap pihak dapat memahami kondisi internal kampus yang sedang berjuang dalam proses penilaian institusi,” pungkas Ana.
Ana berharap klarifikasi ini dapat meluruskan informasi yang keliru dan meredam berbagai spekulasi yang berkembang, dapat meluruskan kesimpangsiuran informasi yang beredar di media sosial dan mengimbau semua pihak agar menyampaikan informasi secara utuh dan tidak provokatif.
“Kami mengimbau agar semua pihak dapat menyikapi kejadian ini dengan kepala dingin, tidak membesar-besarkan kesalahpahaman, serta saling menghargai demi menjaga suasana yang kondusif dan hubungan baik antara kampus dan tokoh masyarakat,”pungkasnya. (Red)