Penguatan Sejarah Menjadi Fondasi Identitas Bangsa

Garut – TERASPASUNDAN.COM – Gagasan tokoh nasional Anies Rasyid Baswedan mengenai pembangunan kota masa depan dalam tajuk “Sigmazing Cities Become Global, How?” menuai perhatian dari berbagai kalangan, termasuk para pemerhati sejarah dan budaya. Salah satunya adalah Kang Oos Supyadin, S.E., M.M., pengurus Dewan Adat Kabupaten Garut (DKAG) sekaligus pemerhati kesejarahan dan budaya.

Dalam pernyataannya, Kang Oos menyebut bahwa inti dari gagasan Anies adalah pentingnya memori kolektif dalam pembangunan kota. Menurut Anies, kota yang hebat bukan hanya dibentuk oleh kemajuan fisik, tetapi juga oleh pemahaman dan perawatan terhadap sejarah serta identitasnya. “Kota yang memutus masa lalunya akan kesulitan membentuk arah masa depannya,” tegas Anies dalam pemaparannya.

Menanggapi hal tersebut, Kang Oos menekankan bahwa pemahaman terhadap sejarah menjadi fondasi penting dalam pembangunan bangsa, termasuk kota. “Kota, bangsa, bahkan individu yang melupakan sejarahnya akan mudah kehilangan arah,” ujarnya.

Ia menilai, dalam konteks pendidikan nasional, sejarah harus ditempatkan sebagai bagian inti dari pembentukan karakter generasi muda. Bukan hanya sebagai pelengkap dalam kurikulum, tetapi sebagai jantung dari pembangunan identitas dan kesadaran kebangsaan.

Kang Oos juga mengingatkan bahwa di era globalisasi dan revolusi digital saat ini, banyak generasi muda yang lebih mengenal budaya luar ketimbang sejarah kotanya sendiri. Hal ini menjadi tantangan serius yang harus dijawab dengan merawat memori kolektif dan membumikan kembali sejarah dalam kehidupan sehari-hari.

Ia mengapresiasi keberanian Anies yang membawa isu identity building ke dalam wacana pembangunan kota. Menurutnya, pembangunan tidak hanya bersifat teknokratis, tetapi juga harus humanistik dan berakar pada nilai budaya yang kuat. “Pembangunan harus menyentuh batin masyarakat, bukan sekadar kantongnya,” tegasnya.

Dengan menjadikan sejarah sebagai elemen dalam perencanaan kota, lanjut Kang Oos, masyarakat akan merasa terhubung dan bangga terhadap kotanya. Hal ini akan membentuk ketahanan sosial yang kuat dan mendalam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Semoga gagasan ini mampu membangkitkan kesadaran akan pentingnya sejarah, khususnya di kalangan pelajar Indonesia,” tutupnya.

Editor: Abdul Manaf

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

dpdiwoilamsel