SUBANG | TERASPASUNDAN.COM | Puluhan massa yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Nanas (Papanas) di Kecamatan Kalancagak menggelar aksi unjuk rasa di Bunderan Tugu Nanas Jalancagak, untuk mempertanyakan janji Gubernur Jawa Barat dan Bupati Subang terkait relokasi para pedagang yang dibongkar. Selasa, (10/6/2025).
Gubernur Jawa Barat dan Bupati Subang yang belum terealisasi itu berdampak pada nasib para pedagang yang tak punya penghasilan sudah hampir 1 bulan akibat lapaknya dibongkar Gubernur Jabar.
“Kami tidak sedang meminta-minta. Tapi ini janji yang disampaikan sendiri oleh Kang Dedi Mulyadi. Janji itu mencakup uang ganti rugi dagangan, uang tunggu dua bulan, sembako seperti beras dan telur, serta pembangunan tempat baru untuk para pedagang,” ungkap Husni, salahsatu kordinator di tengah aksi.
Ia mengaku selama dua minggu ini pihaknya telah mencoba menghubungi sejumlah pihak, baik di lingkungan Pemkab Subang maupun ke tingkat provinsi, namun tak satu pun memberikan kepastian atau jawaban konkret.
“Sudah kami tanyakan, tapi jawabannya selalu digantung. Tidak ada kepastian kapan kami akan menerima bantuan yang dijanjikan. Kami ini hanya ingin kembali berdagang dengan tenang,” tegasnya.
Menanggapi itu, Bupati Kabupaten Subang, Reynaldi Putra Andita yang akrab disapa Kang Rey melalui akun resminya di Instagram mengatakan sangat menyayangkan dengan adanya aksi tersebut.
“Untuk para pedagang di Jalancagak yang saya dengar hari ini melakukan unjuk rasa ke Kantor Pak Gubernur, Saya sangat menyayangkan dan ingin mencoba memberikan pandangan dan berharap para pedagang ini jangan mau Terprovokasi, mau di hasut, mau diadu dombakan dengan Pemerintah Daerah oleh oknum-oknum tertentu,” ujar Kang Rey.
Kang Rey juga menghimbau kepada para pedagang agar jangan mau di politisasi.
“Kenapa saya bilang jangan mau di politisasi, karena bisa kita lihat dari izin yang mereka sampaikan ingin mendemo, itu kordinatornya sama sekali orang-orangnya tidak ada yang pedagang disitu, mungkin juga kordinatornya tidak tau permasalahan intinya disitu seperti apa, kita sama-sama lihat dalam surat demo kordinatornya bukan dari pedagang disitu asli, ada dari oknum ormas dan LSM, kita bisa sama-sama menilai itu,” imbuhnya.
Sehingga kata Kang Rey, saya berharap para pedagang tidak terprovokasi.
“Intinya Sabar, uang dagangan sudah kita ganti, sekarang tinggal uang duduk dua bulan. Jujur, uang duduk dua bulan itu akan kita berikan di minggu-minggu ini rencananya, tapi begitu ada kejadian ini, ternyata ko pedagang mau di hasut dan di provokasi, maka saya dan pak gubernur akan menunggu
akan seperti apa,” kata Kang Rey.
Masih kata Bupati Subang, pada prinsipnya ia dan gubernur Jabar akan mengurus dan menyayangi serta menempatkan juga memberikan hak-haknyan itu kepada masyarakat yang mau diurus.
“Jadi kalau pedagangnya tidak mau di urus, tidak mau ditata, tidak mau berkalaborasi dengan pemerintah daerah, ya silahkan nanti uang ganti rugi, penempatan lagi berdagangnya, mintanya ke koordinator-koordintor yang mengajak para pedagang pergi ke gedung sate har ini, karena kami akan mengurus dan memberikan pelayanan kepada masyarakat pedagang-pedagang khususnya yang mau diurus,” ungkapnya.
Jujur, sambung Kang Rey, pemerintah itu tidak ada kewajiban untuk memborong dagangannya, untuk memberikan uang tunggunya, untuk menempatkannya.
Kang Rey mengatakan, para pedagang tersebut berdiri bukan pada tempatnya.
“Seharusnya itu salah, tapi bayangkan, ga yang salahpun kita mencoba mencari kebaikan di dalamnya, dengan mengganti dagangannya, memberikan uang duduknya, menempatkan ketempat yang layak nantinya,”
Lebih lanjut Bupati Subang mengatakan, “kalau kita disebut tidak sayang kepada masyarakat, harus seperti apalagi kita, saya hanya meminta masyarakat untuk sabar dan jangan mau terprovokasi,” pungkasnya.