Kambing Jenis PE Tembus Rp 6 Juta, Peternak di Pantura Subang Raup Omzet Puluhan Juta

SUBANG | TERASPASUNDAN.COM | Moment menjelang Hari Raya Idul Adha, menjadi berkah bagi para peternak kambing kurban di Kabupaten Subang. Kendati harga kambing kurban saat ini naik Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per ekor.

Berkah ini salah satunya dirasakan Otim (48), warga Desa Mundusari, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang. Dia mengungkapkan, dari kambing yang dipelihara, belakangan ada beberapa ekor di antaranya sudah terjual.

Bacaan Lainnya

Namun, kambing-kambing tersebut oleh pembeli, sejauh ini masih dititipkan dan dirawat dengan baik di kandang kambing milik Otim. ”Akan dikirim ke pelanggan saat hari Raya Idul Adha nanti,” kata Otim.

Otim mengaku peningkatan harga jual kambing kurban selama ini dilatarbelakangi biaya perawatan kambing yang meningkat, di tengah merebaknya kembali virus PMK (penyakit mulut dan kuku) serta LSD (lumpy skin diseses). Sehingga tak sekadar memberi vitamin, para peternak juga menyuntikkan vaksin untuk mengantisipasi terjangkitnya penyakit.

Hal ini yang dinilai menyebabkan harga jual kambing kurban tahun ini naik antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per ekor. Meliputi kambing jenis domba dan PE (peranakan etawa).

”Tetapi, Alhamdulillah, semua kambing di sini sudah divaksin dan dinyatakan sehat. Layak untuk dijadikan hewan kurban,” tandas dia.

Kambing jenis PE milik Otim dibanderol Rp 5juta hingga 6 juta per ekor. Harga tersebut menyesuaikan usia, dan kondisi.

Kendati demikian, Otim yang sejak tahun 2000 menggeluti peternakan kambing itu, optimistisdi momen hari Raya Kurban mendatang omzet penjualannya tetap menjanjikan. Bahkan, jika 10 ekor kambing miliknya semua laku terjual, omzet yang diraih mampu mencapai Rp 60 juta. Dengan harga jual rata-rata antara Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per ekor.

”Harga jual itu tergantung usia dan kondisi kambing,” paparnya.

Harga jual kambing termahal milik Otim adalah jenis PE. Ia mengaku pembeli kambingnya tersebut mayoritas dari luar daerah.

”Pada prinsipnya penjualan kami fleksibel, kalau pembeli mampunya di bawah Rp 5 juta nanti ukuran kambingnya kita sesuaikan,” tegas Otim.

Menurutnya, tekstur daging kambing PE ini mirip daging sapi dan tidak berdampak dengan penyakit darah tinggi.

“Terkadang ada warga yang hanya beli susu nya saja untuk obat segala penyakit,” kata Otim.   (gpn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

dpdiwoilamsel