CIREBON | TERASPASUNDAN.COM | Munculnya wacana yang disuarakan Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil, terkait rencana pindahnya Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dari Bandung, cukup menarik perhatian beberapa kalangan di masyarakat, termasuk kalangan Seniman dan Budayawan Cirebon.
Menurut salah seorang Budayawan Cirebon, Akbarudin Sucipto mengatakan, rencana ini cukup menarik mengingat sejak awal Provinsi Jawa Barat ini lahir, dalam lirik lagu ‘Halo-Halo Bandung’ saja, konon Bandung itu bukan Ibu Kota Jawa Barat, jadi wajar kalau dalam perjalanan sejarahnya kelak akan berpindah.
“Secara wacana, pilihan lokasi Ibu Kota barunya konon masih di wilayah sekitar Bandung atau di kawasan baru yang disebut Rebana Metropolitan, antara Cirebon dan Majalengka,” ujarnya melalui press release, Senin (17/10/2022).
Akbar menambahkan, jika menilik dinamika sejarah peradaban masyarakat di Jawa Barat, berpindahnya sebuah Ibu Kota bukan hal yang aneh dan dilatari oleh berbagai faktor, seperti kondisi alam yang rawan bencana atau menghindari konflik ketika terjadi perbedaan pemahaman yang bisa mengganggu keutuhan masyarakat dimasa depan.
“Dan sikap ini sudah dicontohkan oleh Kawali, Galuh Pakuan dan beberapa wilayah baru pasca runtuhnya Pajajaran, seperti munculnya Banten, Sumedang Larang, Galuh dan Caruban Nagari atau Cirebon. Dimana semuanya tetap memegang prinsip silih asah, silih asih dan silih asuh,” jelasnya.
“Belum lagi fakta sejarah masa lalu dimana hampir duapertiga wilayah Jawa Barat ini, adalah merupakan wilayah kerajaan Caruban Nagari (Cirebon) dimasa Sunan Gunung Jati,” imbuhnya.
Masih Akbar menambahkan, sebuah Ibu Kota Provinsi harus didukung ketersediaan fasilitas transportasi tiga matra, yakni darat, laut dan udara. Melihat pertimbangan dari berbagai sisi dan kebutuhan layanan masyarakat, Cirebon sangatlah pas dan strategis untuk dijadikan sebagai Ibu Kota Jawa Barat, khususnya Palimanan.
“Mengapa Palimanan? Di Palimanan terdapat aset milik Provinsi Jawa Barat dan aset lainnya milik negara sehingga bisa mempercepat pembangunan, karena tidak terganggu soal pembebasan lahan,” ungkapnya.
Sambung masih Akbar menambahkan, Palimanan itu dekat dengan Bandara Kertajati, dilewati jalur kereta api yang terhubung ke Stasiun Cirebon, Pelabuhan pun tak jauh, tiga Gerbang Tol, dilewati Jalan Daendels serta dikelilingi oleh lingkungan masyarakat bercorak Budaya Sunda dan Cirebon.
Terlebih dukungan kawasan pesantren dan atau sektor lainya seperti kawasan ekonomi, sentra pariwisata dan budaya, pendidikan serta dukungan lainnya dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, hingga Indramayu Barat dan Indramayu Timur.
“Belum lagi dari beberapa Tokoh Sepuh di Cirebon, ada yang mendengar kabar ketika masa Presiden Suharto sebelum reformasi, bahwa ada rencana kepindahan Ibu Kota Jawa Barat dari Bandung ke salah satu wilayah di Cirebon yaitu Palimanan,” pungkasnya. (rls/cho)