SUBANG – TERASPASUNDAN.COM – Kang Jimat sapaan akrab Bupati Subang menerima kunjungan dari Kepala Desa Wantilan, Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang dan perwakilan BPS Provinsi Jawa Barat (BPS JABAR) di Ruang Rapat Segitiga, Rumah Dinas Bupati Subang, Senin 21/3/22.
Dalam kesempatan tersebut membahas persiapan Desa Wantilan Kecamatan Cipendeuy sebagai perwakilan Desa Cantik se-Jawa Barat dari BPS RI, nantinya Desa Wantilan akan mengikuti launching pembinaan statistik di tanggal 31 Maret secara serentak dengan desa-desa terpilih lainnya dari seluruh Indonesia. Desa Cantik adalah program dari BPS untuk membina, membangun, dan meningkatkan kompetensi aparat desa agar mampu memahami tentang statistik.
Solihin Kepala BPS Kabupaten Subang menyampaikan kunjungan tersebut dalam memperkenalkan Desa Wantilan Subang yang akan mengikuti pelatihan Desa Cantik sebagai finalis 10 besar dari 100 desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Pemerintah menginginkan adanya satu data terpusat tidak ada lagi perbedaan data.
“Alhamdulillah Desa Wantilan sudah punya program basis data, dari program ini dapat mempermudah sinkronisasi data, yang dimulai pendataan-nya dari tingkat desa, sehingga dapat data yang real dan sesuai dengan yang ada di lapangan,” jelas Solihin
Kepala Desa Wantilan Komarudin, S.Pd. menjelaskan latar belakang dirinya berinisiatif membuat program basis data. Komarudin menuturkan saat dirinya terpilih menjadi Kepala Desa, dirinya mengadakan Minggon desa, dirinya terkejut karena pengurus RT tidak tahu jumlah pasti penduduknya.
“Pada saat ada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) saya turunkan 1 kelompok untuk 1 RW dari 8 RW yang ada di Wantilan. Dari hasil pendataan tersebut berupa dokumen kertas yang masih bertumpuk. Jadi datanya ada tapi belum terintegrasi secara maksimal,”ungkap Komarudin.
“Kami membuat aplikasi pendataan dan meminta pembinaan dari Universitas Islam Bandung (Unisba). Kami merasa perlunya aplikasi basis data karena menginginkan desa kami yang terdampak industrialisasi memiliki data yang reliabel sehingga dapat dapat dipergunakan oleh dinas dan instansi terkait,”lanjutnya.
“Hadirnya Suryacipta membawa dampak besar, untuk lowongan posisi satpam minimal harus SMA, sedangkan saya tidak tahu berapa warga saya yang pendidikannya SMA,”pungkas Komarudin.
Dekan FMIPA Unisba Abdul Kudus menyampaikan, pembuatan aplikasi ini merupakan salah satu implementasi tugas dosen yaitu pengabdian masyarakat. Abdul menuturkan, dirinya berasal dari Subang, dan dirinya tertarik karena Desa Wantilan merupakan desa yang aktif dalam hal pendataan, pihaknya memutuskan untuk membantu mengembangkan aplikasi yang digagas oleh Komarudin. Abdul menyatakan data yang ada di aplikasi desa tersebut masih belum tervalidasi oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini oleh BPS.
“Kami bekerja sama dengan BPS Jabar dan BPS Subang sebagai perpanjangan tangannya. Saya berharap Desa Wantilan sebagai Desa Cantik menjadi juara di tingkat nasional” ujar Abdul.
Menanggapi paparan dari Kades Wantilan dan pihak BPS, Kang Jimat menyatakan apresiasinya kepada Kepala Desa Wantilan, Kang Jimat bercerita awal mula dirinya menjabat, perbedaan data juga dialaminya.
“Saya bangga yang dilakukan oleh H. Komar, hatur nuhun Kuwu. Saya akui kami banyak mengalami ketimpangan data, contoh saja saat Covid dan berkaitan dengan Bansos, pembagian Sembako. Ada yang sudah meninggal 14 tahun lalu tapi masih muncul datanya, ada yang 7 tahun lalu sudah pindah dari Subang, tapi datanya masih masuk sebagi penduduk Subang yang menerima bantuan.” Ujar Kang Jimat
Kang Jimat juga mengapresiasi Unisba yang sedang melakukan pengabdian masyarakat, dirinya menyambut baik Unisba yang ingin memberikan sharing ilmu untuk masyarakat Subang.
“Bukan hanya dari FMIPA, Jika ada dari fakultas lain kami sangat menerima, terutama dari Fakultas Ekonomi. Kami ingin dari pihak akademisi ada pembinaan untuk pemberdayaan ekonomi. Kami akan mendukung Subang mempunyai sumber daya alam yang melimpah, saya ingin terutama ibu-ibu Subang diberikan pelatihan untuk meningkatkan perekonomian. Contoh negara Singapura, mereka tidak punya SDA tapi SDMnya handal sehingga mampu secara ekonomi” Harap Kang Jimat.
Menutup arahannya, Kang Jimat menginstruksikan Kaban BP4D untuk memberikan surat kepada desa-desa yang ada di Subang untuk melakukan pendataan. Kang Jimat pun menyatakan akan hadir pada launching Desa Cantik yang akan dihadiri oleh Kepala BPS RI di Subang.
“Kami pun mengharapkan Subang satu data, terlebih mengenai pendataan ke Statistik yang sangat dibutuhkan data yang akurat” Tutup Kang Jimat.
Turut Hadir dalam rapat tersebut Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Perwakilan BPS Provinsi Jawa Barat, dan perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. (Red.)