Karawang, Teraspasundan.com – Dewan Pengurus Cabang XTC Kabupaten Karawang merasa bahwa pada masa pandemi saat ini, ternyata tidak menyadarkan pemerintah untuk serius membangun atau menggerakkan ekonomi dengan pola ramah lingkungan dan memperhatikan hak asasi manusia, justru kondisi sebaliknya yang terjadi belakangan ini di Kabupaten Karawang.
“Pegunungan Sanggabuana menjadi saksi bagaimana eksploitasi demi eksploitasi terus terjadi atas nama pembangunan dan kesejahteraan, namun sampai saat ini tentunya tidak ada kesejahteraan dan pembangunan yang terjadi secara signifikan, justru kita hanya menyaksikan keserakahan para oknum Pengembang dan Penguasa walaupun sedang Pandemi begini” ungkap Ikbal, Sekjen DPC XTC Karawang.
DPC XTC Karawang mengharapkan pemkab mulai meninggalkan pembangunan ekonomi yang masih sangat bergantung pada eksploitasi sumber daya alam, khususnya hutan. Transformasi ekonomi perlu dilakukan dengan memanfaatkan potensi hutan secara berkelanjutan tanpa merusak dan mengeksploitasi ekosistem alaminya.
“Model pembangunan ekonomi seperti ini harus dihentikan dan segera bertranformasi. Apabila tidak dihentikan, dampaknya akan semakin parah, misalnya terjadi kekeringan, hilangnya sumber oksigen, punahnya satwa2 endemik dan longsor,” ujarnya.
Peristiwa pandemi Covid-19 yang hulunya diduga berasal dari eksploitasi alam pun diharapkan menjadi pelajaran dan momen transformasi ekonomi. Meski demikian, hingga kini, Ikbal (Sekjen DPC XTC Karawang) masih belum melihat tanda-tanda pemerintah menyusun perencanaan untuk memulai transformasi pada program pemulihan ekonomi Kabupaten Karawang akibat pandemi. Program tersebut seharusnya dapat menjadi kesempatan kita untuk menerapkan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang tidak bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam.
“Pemerintah Kabupaten Karawang harus memastikan adanya Perlindungan Sosial dan Lingkungan pada saat Pandemi COVID-19 ini, jangan kemudian Pemkab tutup mata bahwa sedang ada eksploitasi alam di Pegunungan Sanggabuana yang berkedok wisata. Ini jelas langkah Destruktif Pihak Swasta di pegunungan Sanggabuana yang tentunya harus ada langkah cepat APH dalam menghentikan kejahatan ini” tegas Ikbal.
Eksploitasi alam berkedok wisata sudah bukan barang baru terjadi di wilayah pegunungan, ada yang seolah-olah jadi pom bensin padahal belakangnya dibuat Quari galian tanah dan masih banyak lagi lainnya.
“Saya menduga ada Kejahatan Kerah Putih dalam pengembangan wisata disekitar puncak Sempur Sanggabuana, jangan sampai muncul kesan bahwa puncak sempur ini di jual ke Swasta oleh Pemkab Karawang, walaupun sempat ada informasi bahwa ada penanaman pohon juga disana yang sampai ribuan, namun darimana asal bibit2 pohon yang ditanam tersebut, jangan2 dari dinas juga” tegas Ikbal. (Rls)